Pada
kuartal 2 di tahun 2015, jumlah pengiriman (shipment)
Android masih melesat jauh di atasplatform
smartphone lain.
Gambar di bawah ini merupakan statistik yang dikeluarkan oleh idc.com; suatu
lembaga yang membantu organisasi dalam membuat keputusan berdasarkan fakta dan
data yang ada.
Diagram histogram dari frekuensi di atas:
Terlihat pada gambar
tersebut sebanyak 82% (dari 341,5 juta pemesanan) lebih merupakan pengguna
Android. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penggunasmartphone di dunia adalah pengguna Android.
Android mendominasi pasar
sistem operasi ponsel pintar dengan kecanggihan yang ditawarkan. Mungkin
diantara pembaca juga pengguna dari sistem operasi ini, bukan?
Sistem operasi ini
memiliki banyak ‘kebisaan’ yang semua ‘kebisaan’ itu disemat dalam berbagai
macam aplikasi. Di dalamnya terdapat ribuan bahkan jutaan aplikasi yang dapat
memenuhi kebutuhan bahkan memanjakan keinginan Anda. Berbagai aplikasi telah
digunakan oleh banyak orang. Mulai dari aplikasi ‘coba-coba’ hingga aplikasi
yang wajib menjadi kebutuhan pengguna.
Namun, di sisi lain tanpa
diketahui oleh pengguna, ternyata tidak sedikit pembuat aplikasi yang merugikan
privasi mereka (baca: pengguna). Mengapa dirugikan? Untuk menggunakan aplikasi
pada OS ini, pengguna diwajibkan untuk menginstal aplikasi terlebih dahulu.
Ketika proses instalasi akan berlangsung, pengguna diminta untuk memberikan
izin akses terhadap resourcetertentu yang diminta oleh
aplikasi, tanpa menjelaskan mengapa resource tersebut dibutuhkan oleh aplikasi.
Banyak pengguna yang tidak sadar/tidak tahu/masa bodoh dengan permintaan ini,
sehingga mereka akan mengizinkan untuk menginstal aplikasi. Langkah pemberian
‘izin’ pun cukup beralasan, karena mereka (baca: pengguna) butuh aplikasi
tersebut (mungkin untuk hiburan, atau memang untuk kebutuhan sehari-hari).
Dari aturan seperti ini,
para pembuat aplikasi dapat saja mensyaratkan pengguna untuk mengizinkan mereka
(developer) untuk
dapat mengakses resource yang krusial seperti penyimpanan,
kontak, perpesanan, serta resource lainnya.
Sayangnya, tidak sedikit pengguna yang tidak membaca terms and conditions ini dan langsung menginstal aplikasi
yang mereka inginkan. Akibatnya, memang mereka dapat menggunakan aplikasi,
namun di pihak developer, pun dapat mengakses
data pengguna. Terjadilah simbiosis mutualisme – pengguna dapat menggunakan
aplikasi, penyedia aplikasi mendapatkan data pengguna, sama-sama senang. Pengguna
senang, developer pun senang
Selain itu, pada OS ini
terdapat aplikasi yang sangat canggih yaitu location history. Aplikasi (dalam
hal ini adalah Google), akan mencatat lokasi Anda dengan informasi yang
komprehensif. Informasi tersebut seperti seperti posisi, waktu, jarak, dan lain
sebagainya. Aplikasi ini sebenarnya sangat membantu bagi pengguna yang ingin
mengetahui posisi ia berada dalam beberapa waktu yang lalu, atau mungkin ingin
mengetahui posisi kekasih? Atau bahkan bisa melacak ponsel yang hilang. Satu
syarat dari aplikasi ini agar dapat berjalan yaitu GPS (Global Positioning System)
pengguna harus aktif. Aplikasi ini sebenarnya sudah diketahui oleh banyak
orang, namun mungkin karena tidak ada bukti otentik dan belum ada tulisan
seperti ini, para pengguna belum sadar akan keamanan privasi mereka.
Lalu
dimana letak pelanggaran privacy?
Aplikasi ini akan mengetahui banyak informasi mengenai diri Anda meskipun Anda tidak memberikan informasi tersebut. Misalnya, pada waktu rush hour kantor (waktu pergi dan pulang kantor), orang-orang menggunakan commuter line untuk mencapai tujuan (baik kantor maupun rumah). Karena banyak orang yang menggunakan OS ini, maka fitur ini pun akan mencatat pada waktu tersebut bahwa terdapat sekelompok orang/banyak orang yang berada di suatu titik yang sama kemudian berpindah dengan sangat cepat ke suatu titik tertentu. Aktivitas rutin seperti ini selalu dilakukan pada waktu yang sama sehingga aplikasi akan membuat statistik serta menganalisa bahwa di titik tersebut terdapat suatu kendaraan cepat (commuter-line) yang akan membawa sebanyak x orang (mungkin 1000 atau 2000 orang) pada waktu rush hour.
Aplikasi ini akan mengetahui banyak informasi mengenai diri Anda meskipun Anda tidak memberikan informasi tersebut. Misalnya, pada waktu rush hour kantor (waktu pergi dan pulang kantor), orang-orang menggunakan commuter line untuk mencapai tujuan (baik kantor maupun rumah). Karena banyak orang yang menggunakan OS ini, maka fitur ini pun akan mencatat pada waktu tersebut bahwa terdapat sekelompok orang/banyak orang yang berada di suatu titik yang sama kemudian berpindah dengan sangat cepat ke suatu titik tertentu. Aktivitas rutin seperti ini selalu dilakukan pada waktu yang sama sehingga aplikasi akan membuat statistik serta menganalisa bahwa di titik tersebut terdapat suatu kendaraan cepat (commuter-line) yang akan membawa sebanyak x orang (mungkin 1000 atau 2000 orang) pada waktu rush hour.
Dari contoh di atas, dapat
dipastikan bahwa aplikasi akan mengetahui aktivitas serta informasi pengguna
meskipun pengguna tidak memberikan informasi sedikitpun mengenai data dan
aktivitas mereka.
History Location:
Rincian Aktivitas:
Gambar di
atas merupakan history location saya beberapa bulan lalu ketika saya
berada di suatu tempat. Aplikasi ini akan mencatat setiap aktivitas yang
dilakukan. Apakah Anda berjalan ke tempat tujuan menggunakan kendaraan, atau
hanya jalan kaki, berapa jauh tujuan Anda, berapa lama Anda mencapai tujuan,
semuanya akan tercatat oleh aplikasi. Canggih bukan? Bahkan aplikasi ini
mengetahui dimana Anda tinggal. Apakah Anda bisa menebak bagaimana aplikasi ini
mengetahui dimana Anda tinggal? Gampang! Aplikasi ini akan membuat statistik
waktu yang paling banyak Anda habiskan di malam hari. Apabila data statistik
telah terpenuhi, maka sangat mudah bagi aplikasi mengetahui rumah Anda, serta
kegiatan Anda sehari-hari.
Hal ini
dapat terjadi karena pengguna mengaktifkan GPS pada ponsel mereka. GPS yang
diaktifkan akan mengirimkan data lokasi pada periode tertentu pada Google,
sehingga Google dapat mencatat dimana Anda berada pada detik:menit:jam:hari:bulan:tahun.
Hingga
saat ini masih sangat banyak pengguna yang mengaktifkan GPS mereka (baik untuk
tracking lokasi, maupun sebagai penunjuk jalan, dan lain sebagainya). Statistik
di bawah ini menunjukkan bahwa banyak pengguna yang menggunakan ponsel mereka
sebagai alat bantu dalam navigasi.
Di bawah ini merupakan
diagram kurva ogivenya:
Diagram Pie Chart:
Statistik
di atas diambil hanya dari pengguna yang berada di US saja. Terlihat bahwa
sangat banyak pengguna yang mengaktifkan GPS mereka untuk berbagai macam
kebutuhan[2]. Ya, tentu saja saya tidak bisa men-judge para
pengguna untuk tidak mengaktifkan GPS. Kebutuhan GPS merupakan hak pengguna
yang tentu berbeda dengan kebutuhan pengguna lain, seperti saya.
Jika
saya tidak mengaktifkan GPS, apakah lokasi saya masih dapat diketahui?
(Mungkin) Tidak.
Asumi saya mengatakan (Mungkin) Tidak adalah karena kita tidak tahu apakah memang hanya satu-satunya tombol GPS yang tidak diaktifkan itu, atau apakah ada ‘tombol’ GPS lain yang pengguna tidak mengetahuinya.
Asumi saya mengatakan (Mungkin) Tidak adalah karena kita tidak tahu apakah memang hanya satu-satunya tombol GPS yang tidak diaktifkan itu, atau apakah ada ‘tombol’ GPS lain yang pengguna tidak mengetahuinya.
Selain
itu, jika Anda tidak mengaktifkan GPS, data-data Anda juga akan dapat diakses.
Akses data dapat dilakukan melalui aplikasi yang sudah ada install,
seperti aplikasi chatting, atau
aplikasi maps/traffic.
Jadi, data Anda akan tetap diakses dan
dikirimkan melalui aplikasi yang telah ada install.
Jadi bagaimana solusinya?
Saat ini, kita tidak bisa menghindar dari teknologi yang disuguhkan. Teknologi yang begitu canggih, menggiurkan, serta dapat membantu pekerjaan kita secara signifikan, memang tidak bisa benar-benar lepas dari teknologi yang ada.
Saat ini, kita tidak bisa menghindar dari teknologi yang disuguhkan. Teknologi yang begitu canggih, menggiurkan, serta dapat membantu pekerjaan kita secara signifikan, memang tidak bisa benar-benar lepas dari teknologi yang ada.
Ada dua solusi yang bisa diterapkan.
Pertama adalah membuat
aplikasi sendiri. Poin pertama saya rasa sangat sulit untuk diimplementasikan
karena di sisi lain kita sebagai pengguna membutuhkan aplikasi tersebut saat
ini, tidak ada waktu untuk membuat apalagi harus berkutat dengan code yang njelimet,
infrastruktur, biaya perawatan, dan lain sebagainya.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar